Jangan Cintai Istri Ala Kadarnya



Sahabat, apa dan bagaimana kondisi istri hendaknya para suami selalu menyadari bahwa sosok itulah yang sudah ia pilih secara sadar untuk mendampingi. Jadi tak ada alasan ketika mengetahui kekurangannya bahkan mungkin tak sesuai harapannya sang suami akan berdalih macam-macam demi menghibur hati semisal, ‘namanya juga dijodohkan’, ‘saya menikah karena terpaksa’, ‘semacam pelarian masa lalu’, ‘sekedar menolong’.

Banyak orang bijak bilang terimalah pasangan kita apa adanya. Tapi apakah kalau menerima apa adanya lantas kita mencintai ala kadarnya? Jangan ya Sahabat Ummi. Bukan menuntut untuk mencintai secara berlebihan karena itu pun dilarang, tapi seorang suami hendaklah mencintai dan memperlakukan istrinya sebagaimana mestinya dan sebaik-baiknya.

“Sebaik-baik orang diantara kamu adalah orang yang paling baik terhadap istrinya, dan aku (Rasulullah) adalah orang yang paling baik terhadap istriku.” (HR.Thabrani & Tirmidzi)

Apa contoh perilaku yang menyiratkan seorang suami mencintai istri ala kadarnya?

1. Jarang menatap dan memperhatikan

Pulang ke rumah, seharusnya seorang suami bisa menemukan surganya dengan bercengkerama bersama keluarga tapi ia jarang memaksimalkan suasana. Jangankan memperhatikan apakah hari ini istrinya bahagia, menatap matanya saja kadang enggan atau lupa. Ia lebih asyik menatap berita dan sebagainya.

Coba bayangkan seandainya istri sudah siap-siap menyambutnya di muka pintu tapi tak ada tatapan mata?

2. Bersikap mesra jika ada keperluan saja

Mungkin bisa saja seorang istri mendadak bersikap manis kepada suaminya karena dia ingin dibelikan sesuatu, tapi itu tak sesakit jika ia sering berpikir suaminya ibarat kacang lupa kulitnya. Sebagian besar istri kerap menandakan kalau tiba-tiba suaminya bermanis-manis muka pasti ada maunya yakni ibadah khusus suami istri. 

Padahal tidak selayaknya demikian. Seharusnya kemesraan itu jangan cepat berlalu. Karena genggaman tangan suami di dapur akan meruntuhkan rasa letih istri dan pelukan suami sebelum berangkat kerja adalah pelabuhan yang menenangkan batin istri.

3. Terlalu hitung-hitungan

Disebut pelit mungkin enggak, tapi bisa saja suami agak sayang kalau membelikan istrinya sesuatu atau mengajak makan di luar. Ia berhitung dengan biaya keperluan lain. Bahkan untuk mengantar istri pun masih berhitung kalau itu bersinggungan dengan waktu istirahatnya.

Rasullullah SAW juga bersabda: “ Tidak ada yang memuliakan wanita dengan sejati kecuali laki-laki yang pemurah (dermawan) dan tak seorang pun yang menghina mereka (wanita) kecuali laki-laki yang kasar.”

4. Mudah marah untuk hal sepele

Kalau mengkritik pasangan dalam rangka membangun mungkin masih bagus, tapi ada kalanya seorang suami gampang marah untuk hal-hal kecil. Demikian pula istri gampang cerewet untuk hal-hal sepele. Tahukah bahwa ucapan pedas itu lebih tajam daripada pisau dapur? sebagian kita berdalih begini, “lha sama istri ini, bukan orang lain. Marah wajarlah.” Bayangkan saja jika setiap hari seorang suami ngambek sama istrinya dengan dalih biasa, bisa-bisa pasangannya benar-benar menjadi orang lain. Jangan mencintai sekedarnya saja, bukankah menikah itu juga belajar bersabar? Jika dengan orang lain bisa berkata lembut, mengapa dengan pasangan sendiri sebaliknya?

5. Menggampangkan keluhan

Mencintai pasangan harusnya unlimited time, kapan saja dalam kondisi apa saja, sehat maupun sakit. Ada kalanya seseorang tak terlalu suka mendengar pasangannya mengeluh, ia berujar “mandirilah, jangan manja.”, atau tak suka mendengar ia mengeluh sakit. “Itu cuma masuk angin, minum obat warung juga sembuh”. Nah barulah ia menyesal setengah mati ketika tahu istrinya tenyata benar-benar mengidap penyakit serius. Bukankah ada beberapa kasus seorang istri enggan menceritakan apa yang diidapnya karena tak ingin merepotkan suaminya?

Sahabat Itu hanya beberapa contoh saja dari perilaku yang kerap terjadi dalam keseharian. Yakinlah kalau ditanya “apakah anda mencintai pasangan anda?” pasti jawabnya ya, saya mencintainya. Tapi begitulah cinta ala kadarnya. Padahal kalau bisa melakukan lebih baik, apa susahnya. Mumpung belum terlambat mari kita perbaiki kadar cinta kita kepada suami atau istri kita, karena bagaimanapun dia tidak ada duanya di dunia.

Semoga Bermanfaat.

(Sumber: ummi-online.com)

Subscribe to receive free email updates: